Logam Mulia Cemerlang: Palladium Cetak Rekor, Emas Melonjak 1 Persen
Wednesday, February 20, 2019       04:06 WIB

Ipotnews - Palladium mencetak rekor tertinggi mendekati USD1.500, Selasa, didorong oleh defisit pasokan yang cukup tajam, sementara emas melonjak satu persen untuk menembus level tertinggi sepuluh bulan karena depresiasi dolar dan kekhawatiran seputar pertumbuhan global.
Harga palladium di pasar spot melambung 1,9 persen menjadi USD1.484 per ounce pada pukul 02.12 WIB, setelah sebelumnya melesat ke level tertinggi sepanjang masa di posisi USD1.491 per ounce, demikian laporan  Reuters , di Bengaluru, Selasa (19/2) atau Rabu (20/2) dini hari WIB.
Defisit pasokan yang berkelanjutan kemungkinan akan melebar tahun ini karena standar emisi yang lebih ketat meningkatkan permintaan  catalytic converter , tutur produsen autokatalis yang berbasis di Inggris, Johnson Matthey, pekan lalu.
Menambah skenario pasokan yang sudah ketat untuk palladium, adalah kemungkinan peningkatan permintaan dari sektor otomotif, mengingat ekspektasi kesepakatan perdagangan AS-China terwujud, kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas TD Securities di Toronto.
"Jika kita sudah tinggi dan ketat ketika lingkungan permintaan tidak terlihat menjanjikan, kita tentu akan semakin ketat ketika permintaan meningkat," ujarnya.
Putaran baru perundingan perdagangan antara Washington dan Beijing dijadwalkan Selasa.
Kendati platinum dan palladium utamanya digunakan oleh pabrikan otomotif dalam  catalytic converter , platinum lebih banyak digunakan kendaraan diesel, yang tidak terlalu disukai sejak skandal kecurangan emisi Volkswagen mencuat pada 2015.
Tidak seperti platinum, palladium diuntungkan dari peralihan mesin diesel dan ekspektasi untuk pertumbuhan kendaraan listrik  hybrid , yang cenderung sebagian bertenaga bensin.
Ini membantu melindungi logam tersebut dari sentimen penurunan penjualan mobil secara global.
Namun, para analis mengatakan palladium menguat terlalu cepat dan berpeluang untuk mengalami koreksi.
"Palladium adalah gelembung dan bergerak jauh di atas apa yang ditunjukkan fundamentalnya," ungkap Gianclaudio Torlizzi, Direktur Pelaksana T-Commodity di Milan.
Sementara itu, dolar menjauh dari level tertinggi dua bulan, pekan lalu, di tengah meningkatnya optimisme untuk terobosan dalam perundingan perdagangan, memperkuat daya tarik emas.
Harga emas di pasar spot melambung satu persen menjadi USD1.339,50 per ounce, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi sejak 20 April di posisi USD1.341,78 per ounce. Sedangkan emas berjangka Amerika ditutup melejit 1,7 persen jadi USD1.344,8 per ounce.
"Kita mendapatkan lebih banyak bukti perlambatan pertumbuhan (global)," papar analis SP Angel, Sergey Raevskiy.
"Ada beberapa komentar  dovish  dari Bank Jepang dan Bank Sentral Eropa."
Sinyal  dovish  dari Bank Sentral Jepang dan ECB itu menambah kekhawatiran mengenai perlambatan global, serta mengikuti data yang lemah dari Amerika Serikat dan China.
Selain itu, investor akan mencermati risalah pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve, Rabu, untuk panduan lebih lanjut tentang kenaikan suku bunga tahun ini. Suku bunga yang lebih tinggi cenderung membebani emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Di antara logam mulia lainnya, platinum melesat 1,8 persen menjadi USD816 per ounce, sedangkan perak meningkat 1,2 persen menjadi USD15,99 per ounce. (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru
Saturday, Apr 27, 2024 - 15:34 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of PSSI
Saturday, Apr 27, 2024 - 13:46 WIB
Emas Antam Naik Rp 7.000 Per Gram
Saturday, Apr 27, 2024 - 11:50 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of KKGI
Saturday, Apr 27, 2024 - 11:45 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of BBTN